Kamis, 27 September 2012

jangan lupa do'a lagi dinda!

assalamualaikum wr.wb
bismillahirrahmanirrahim.....

ada sedikit cerita dari saya, semoga berkenan untuk membaca'a....


          “Kenapa ini terjadi wid?”, sahut mas aih pada ku. Aku tersenyum dengan sinis dengan apa yang di lontarkan mas aih pada ku. “nah kenapa kamu tersenyum seperti itu?, lontar mas aih untuk kedua kalinya. Dengan sedikit sinis aku langsung beranjak untuk meninggalkannyaTanpa getir mas aih menggejarku dengan menyebut namaku berulang-ulang.
           Itu cuplikan memori tentang mas aih, lelaki yang dulu sempat ku anggap abang dan kekasih. Dia hanya lelaki pekerja keras, dan hidup dari peluh keringatnya. Sekarang dia terbujur kaku di hadapanku, yang tertutup kain. Ya, dia telah tiada meninggalkan ku yang hamil tua ini. Ya mas aih itu sekarang jadi suami ku, suami yang begitu sayang pada aku dan keluarga.
          Aku terpaku dengan kaku, melihat jasad mas aih yang terbujur di hamparan tikar yang ada.  Mas air pucat, tanpa nafas, yang tertutup kain putih, kain saksi pernikahan kami.  Semua pelayat telah berdatangan, memberikan ucapan bela sungkawa terhadap ku serta ummi yang berada persis di depanku.
          Nana mendekatiku, memberikan sercarbik kertas yang telah mas aih titip kepada ku sebelum mas aih menutup mata. “wid, ini ada titipan mas aih untukmu”, lontar nana yang telah merangkulku.” Dari mas aih”, lontar ku untuk pertama kalinya. “iya wid, ini surat terakhir yang mas aih titip kepada ku , sebelum beliau meninggal”. Air mata ku semakin berderai seirama dengan lantunan yasin yang di lafaskan.
          Seiring waktu berjalan, seutas ucapan belang sungkawa berdatangan, mengucapkan duka cita dan mendoakan alm. Mas aih.  Mas aih akan segera di kuburkan, di sebelah eyang tempat makam keluarga. Aku terasa getir untuk bangkit mengantarkan mas aih ke tempat pesemayamannya. Ani yang dari tadi mendampingiku, mengajak aku bangkit dari duduk untuk berangkat ke pemakaman.
“mas aih, mas aih, jangan tinggalkan aku”, ujarku.
” Kenapa kamu dinda”, sontak mas aih yang terjaga dalam tidurnya
. “mas aih jangan tinggalka aku, mas aih janga tinggalkan aku”, ujarku semakin keras.
” Wid, wid, “, panggil mas aih serta memukul pipiku.
“mas aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhh,,,, “ sontakku dalam tidurku.
“bangun widddd,,, kamu mimpi ya, ngucap sayangggg,,,,”ujar mas aih

Seraya aku tersentak dengan pukulan sayang dari tanggan suamiku..
“mas aihhhh,,,,,” tersentak dan aku langsung memeluknya.
“ kenapa kamu dinda?” bisik mas aih sambil balik memelukku.
“kamu meninggalllll massss,,,,,” sontakku di dalam pelukkannya.
“apa aku meninggal:, mas aih kaget dengan ucapanku.
“ iya, mas terbujur kaku di ruang tamu” air mata ini terlah berderai.

Mas aih berusaha menenangkan ku, dengan peluk serta kasih sayangnya.
” Kamu lupa baca do’a ya dinda”, sentak mas aih di saat aku udah seutuhnya sadar.
aku mengganguk, mengatakan ya.
“ya udah kamu tidur lagi, jangan lupa baca do’a ya sayang”, ujar mas aih padaku. Mas aih beranjak kembali pada tidurnya, serta aku kembali tidur di samping suamiku.

sekian cerita sederhananya....
wassalamualaiku wr.wb

Selasa, 25 September 2012

ya Rabb (part 1)




Assalamualaikum warahmatullahi wabarakattuh

Ya Rabb saat ini aku terdampar dalam kutukan kesunyian. Terkikis asa yang terkutuk akibat semua khilaf. Aku bagaikan anai-anai yang terombang ambing di hadapanMu. Aku laksana api yang berkobar dengan sangat panasnya. Itulah Aku manusia yang hancur akibat salah ku.

Di pagi yang sunyi ini aku berharap  agar Engkau membukakan hal yang tumpul ini. Mencerahkan sesuatu yang kelam ,dan mencerahkan hal-hal yang patut untuk dicerahkan. Pagi ini butiran air mata ku tumpah untukMu ya Rabb, berharap agar Engkau membukakan semangat itu lagi.

Ya ini hanya do’a HambaMu yang sering lalai padaMu. Melupakan tugas ku terhadapMU ya Rabb. Selalu sombong jikalau aku sedang berada di atas, dan ingat padaMu jikalau aku sedang dibawah. Sekali lagi Hamba minta maaf padaMU ya Rabb, semoga ini peringatan yang selalu Hamba ingat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakattuh

Senin, 24 September 2012

ikhlas itu surga



Assalamualaikumw’arahmatullahi wabarakattuh
bismillahirrahmanirrahim^^

Terlalu lama saya melupakan gubuk reot kesayangan saya ini, seakan gubuk reot ini tanpa penghuni, yang lama di tinggal pemiliknya. Maafkan saya gubuk reot, bukan niat saya mengangurin kamu, tapi kerjaan yang menumpuk tidak bisa membgi waktu saya bersama mu.

Hari ini saya pengen membagi kejadian yang membuat bunda saya kecewa tetapi beliau berusaha iklas untuk menerimanya. Begini ceritanya, baca dengan seksama yaaaaa,,,,,, ^___@

Matahari telah condong ke timur, petanda petang menjelang. Tepat pukul 03.30 sore bunda telah pulang dari sawahnya. Telah di rumah bunda langsung mengejar sepiring nasi yang telah tersedia, bunda sangat lapar, karena dari pagi beliau belum sempat makan. Aku yabng dari tadi menunggu bunda juga ikut makan soalnya saya belom maka siang sama halnya dengan bunda.

Belum sempat bunda ngabisin makannya, udah datang aja tamu tak di undang.  Saya yang sedang makan cuek aja, sebab perut ini nggak mao lagi kompromi dengan apa yang terjadi. Ternyata yang datang itu dari kesehatan daerah, beliau mao menjual obat anti DBD. Awalnya bunda welcome sekali, tetapi pas di bilang itung-itungnya bunda langsung kanget, soalnya harganya mahal sekali.

Kira-kira setegah jam berlalu ibu amie (adek bunda) datang, dia kanget ngelihat orang itu datang ke rumah. Kedatangan ibu untuk ambil lauk yang dibuat nenek untuk mereka. Dengan sedikit basa basi, ibu langsung mengajak bunda ke kamarnya, ternyata di dalam kamar ibu bilang ke bunda.” Bun, itu pemipu, g ada di suruh, apalagi disini nggak ada nyamuk DBD”. Kita kanget, saya pun langung syok mendengarkannya.

300 ribu duit bunda raib sama mereka, tanpa ada babibu bunda langsung cool / dingin sama mereka. Sampai mereka berpamitan , bunda tetap dingin dan cuek sama mereka. Dasar TUTI, kata saya mendongkol di dalam hati. Bunda pun sangat bersedih, dengan kejadian tersebut, tetapi bunda belajar untuk iklas.

Ternyata tuhan mengantinya dengan hasil yang amat mengejutkan. Hari sabtu dagangan bunda laris manis. Seakan mao lebaran, dubel super penghasilan bunda. Sampai rumah bunda kasih tau saya dengan penghasilannya, dan saya bilang “ini hasil ikhlas kita kenak tipu bun!”, iya kata bunda. Saya tersenyum lebar pada bunda sambil merangkulnya penuh hangat, begitu juga dengan bunda.

Kesimpulan : belajarlah untuk iklas, dan kelak Allah SWT akan mengantinya berpuluh kali lipat ^^

Sekian story yang amat saya pahami dan membuat hati makin tertunduk padaNya.

Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakattuh ___



sahabat fie