bismillahirrahmanirrahim.....
ada sedikit cerita dari saya, semoga berkenan untuk membaca'a....
“Kenapa ini
terjadi wid?”, sahut mas aih pada ku. Aku tersenyum dengan sinis dengan apa
yang di lontarkan mas aih pada ku. “nah kenapa kamu tersenyum seperti itu?,
lontar mas aih untuk kedua kalinya. Dengan sedikit sinis aku langsung beranjak
untuk meninggalkannyaTanpa getir mas aih menggejarku dengan menyebut namaku
berulang-ulang.
Itu cuplikan memori tentang mas aih, lelaki yang dulu sempat ku anggap abang dan kekasih. Dia hanya lelaki pekerja keras, dan hidup dari peluh keringatnya. Sekarang dia terbujur kaku di hadapanku, yang tertutup kain. Ya, dia telah tiada meninggalkan ku yang hamil tua ini. Ya mas aih itu sekarang jadi suami ku, suami yang begitu sayang pada aku dan keluarga.
Aku terpaku dengan kaku, melihat jasad mas aih yang terbujur di hamparan tikar yang ada. Mas air pucat, tanpa nafas, yang tertutup kain putih, kain saksi pernikahan kami. Semua pelayat telah berdatangan, memberikan ucapan bela sungkawa terhadap ku serta ummi yang berada persis di depanku.
Nana mendekatiku, memberikan sercarbik kertas yang telah mas aih titip kepada ku sebelum mas aih menutup mata. “wid, ini ada titipan mas aih untukmu”, lontar nana yang telah merangkulku.” Dari mas aih”, lontar ku untuk pertama kalinya. “iya wid, ini surat terakhir yang mas aih titip kepada ku , sebelum beliau meninggal”. Air mata ku semakin berderai seirama dengan lantunan yasin yang di lafaskan.
Seiring waktu berjalan, seutas ucapan belang sungkawa berdatangan, mengucapkan duka cita dan mendoakan alm. Mas aih. Mas aih akan segera di kuburkan, di sebelah eyang tempat makam keluarga. Aku terasa getir untuk bangkit mengantarkan mas aih ke tempat pesemayamannya. Ani yang dari tadi mendampingiku, mengajak aku bangkit dari duduk untuk berangkat ke pemakaman.
Itu cuplikan memori tentang mas aih, lelaki yang dulu sempat ku anggap abang dan kekasih. Dia hanya lelaki pekerja keras, dan hidup dari peluh keringatnya. Sekarang dia terbujur kaku di hadapanku, yang tertutup kain. Ya, dia telah tiada meninggalkan ku yang hamil tua ini. Ya mas aih itu sekarang jadi suami ku, suami yang begitu sayang pada aku dan keluarga.
Aku terpaku dengan kaku, melihat jasad mas aih yang terbujur di hamparan tikar yang ada. Mas air pucat, tanpa nafas, yang tertutup kain putih, kain saksi pernikahan kami. Semua pelayat telah berdatangan, memberikan ucapan bela sungkawa terhadap ku serta ummi yang berada persis di depanku.
Nana mendekatiku, memberikan sercarbik kertas yang telah mas aih titip kepada ku sebelum mas aih menutup mata. “wid, ini ada titipan mas aih untukmu”, lontar nana yang telah merangkulku.” Dari mas aih”, lontar ku untuk pertama kalinya. “iya wid, ini surat terakhir yang mas aih titip kepada ku , sebelum beliau meninggal”. Air mata ku semakin berderai seirama dengan lantunan yasin yang di lafaskan.
Seiring waktu berjalan, seutas ucapan belang sungkawa berdatangan, mengucapkan duka cita dan mendoakan alm. Mas aih. Mas aih akan segera di kuburkan, di sebelah eyang tempat makam keluarga. Aku terasa getir untuk bangkit mengantarkan mas aih ke tempat pesemayamannya. Ani yang dari tadi mendampingiku, mengajak aku bangkit dari duduk untuk berangkat ke pemakaman.
“mas aih, mas aih, jangan tinggalkan aku”, ujarku.
” Kenapa kamu dinda”, sontak mas aih yang terjaga dalam tidurnya
. “mas aih jangan tinggalka aku, mas aih janga tinggalkan aku”, ujarku semakin keras.
” Wid, wid, “, panggil mas aih serta memukul pipiku.
“mas aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhh,,,, “ sontakku dalam tidurku.
“bangun widddd,,, kamu mimpi ya, ngucap sayangggg,,,,”ujar mas aih
” Kenapa kamu dinda”, sontak mas aih yang terjaga dalam tidurnya
. “mas aih jangan tinggalka aku, mas aih janga tinggalkan aku”, ujarku semakin keras.
” Wid, wid, “, panggil mas aih serta memukul pipiku.
“mas aiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhh,,,, “ sontakku dalam tidurku.
“bangun widddd,,, kamu mimpi ya, ngucap sayangggg,,,,”ujar mas aih
Seraya aku tersentak dengan pukulan sayang dari tanggan
suamiku..
“mas aihhhh,,,,,” tersentak dan aku langsung memeluknya.
“ kenapa kamu dinda?” bisik mas aih sambil balik memelukku.
“kamu meninggalllll massss,,,,,” sontakku di dalam pelukkannya.
“apa aku meninggal:, mas aih kaget dengan ucapanku.
“ iya, mas terbujur kaku di ruang tamu” air mata ini terlah berderai.
“mas aihhhh,,,,,” tersentak dan aku langsung memeluknya.
“ kenapa kamu dinda?” bisik mas aih sambil balik memelukku.
“kamu meninggalllll massss,,,,,” sontakku di dalam pelukkannya.
“apa aku meninggal:, mas aih kaget dengan ucapanku.
“ iya, mas terbujur kaku di ruang tamu” air mata ini terlah berderai.
Mas aih berusaha menenangkan ku, dengan peluk serta kasih
sayangnya.
” Kamu lupa baca do’a ya dinda”, sentak mas aih di saat aku udah seutuhnya sadar.
aku mengganguk, mengatakan ya.
“ya udah kamu tidur lagi, jangan lupa baca do’a ya sayang”, ujar mas aih padaku. Mas aih beranjak kembali pada tidurnya, serta aku kembali tidur di samping suamiku.
sekian cerita sederhananya....
wassalamualaiku wr.wb
” Kamu lupa baca do’a ya dinda”, sentak mas aih di saat aku udah seutuhnya sadar.
aku mengganguk, mengatakan ya.
“ya udah kamu tidur lagi, jangan lupa baca do’a ya sayang”, ujar mas aih padaku. Mas aih beranjak kembali pada tidurnya, serta aku kembali tidur di samping suamiku.
sekian cerita sederhananya....
wassalamualaiku wr.wb